Pengenalan Kerangka Naskah Film

Hallo para sineas muda, kali ini saya akan memposting tentang trik dan tata cara membuat naskah dalam film. perlu dipahami bahwa naskah film dan drama teater hampir sama cara penulisannya. yang membedakan adalah bahwa di naskah film ditambahkan waktu pada tiap adegannya setiap pagi, siang, sore atau malam. 



Naskah yang baik tentu saja akan menghasilkan film yang berkualitas pula. inilah perlu adanya kerja sama dan chemistry yang kuat antara 3 posisi job desk yang menjadi pilar utama dalam membuat suatu film yaitu produser yang bertugas mendanai dan memfasilitasi semua item - item cerita di dalam suatu naskahLalu penulis naskah yang yang bertugas merangkai cerita, emosi antar karakter, setting juga waktu dalam cerita tersebut. dan yang terakhir adalah Sutradara. jelas karena sutradara bertanggung jawab penuh memvisualisasikan semua adegan dalam kerangka naskah tersebut. inilah diperlukan kerjasama yang kuat dari 3 pilar tersebut. jika sutradara gagal memvisualisasikan naskah, berdampak pada pesan cerita dari naskah yang ditulis oleh penulis naskah tidak tersampaikan dan dana yang keluar dari kantong produser sia - sia dan siap - siap saja para kritikus film akan menghujat habis - habisan film yang kita buat.



Banyak sineas film - film di indonesia atau luar negeri melakukan 2 pekerjaan sekaligus yaitu sutradara sekaligus penulis naskah dengan tujuan mengurangi banyaknya kerjasama dengan banyak orang sekaligus menghemat biaya pembuatan film. Namun, dengan kematangan skenario yang dibuat, akan lebih memungkinkan menghasilkan film yang baik pula. Ada beberapa point penting sebelum menciptakan sebuah skenario. agan harus tahu dulu bagaimana cerita dasar sebuah film, karakter yang bermain dalam film tersebut, hingga lokasi di mana adegan dibuat. Nah, mengenai skenario, kira-kira seperti apa sih contoh format skenario film? lets check this out.

a. Judul Scene
film biasanya dibuat dengan menampilkan tempat suatu adegan dalam cerita tersebut. untuk di dalam ruangan menggunakan INT (intern) dan dan di luar ruangan menggunakan EXT (extern) Umumnya, format penulisan menggunakan font Times New Roman, 12 pt, Capital, Bold, dan Underline. Contoh:
1.      INT. RUMAH ANI (DI PERUMAHAN AURORA) – PAGI.
2.      EXT. TAMAN GEDUNG PUSAT – MALAM.
b. Nama Pemeran
Sebenarnya, format skenario internasional dalam penulisan nama tidak umum dituliskan. Namun, di Indonesia ada beberapa penulis skenario menganggap menuliskan nama penting dan berada tepat di bawah judul scene. Umumnya menggunakan Times New Riman, 10 ot, Capital. Contoh:
INT. RUMAH ANI (DI PERUMAHAN AURORA) – PAGI.
ANI, PEMILIK RUMAH
c. Deskripsi Visual
Deskripsi visual adalah keterangan suasana, tempat kejadian, dan peristiwa yang ada dalam scene tersebut, inilah yang merupakan patokan seorang Sutradara untuk memvisualisasikan cerita dalam naskah tersebut Contoh:
“Ani keluar Rumah sambil membawa membawa motor kesayangannya, tiba - tiba di depannya lewatlah seorang pengemis tua renta membawa tongkat. dengan langkah gontai pengemis itu menengadahkan tangannya untuk meminta uang pada Budi. Budi merasa kasihan dan merogoh saku untuk mengambil uangnya”
d. Tokoh Dialog
Bagian ini hanya menerangkan NAMA dari tokoh (karakter) yang sedang mengeluarkan vokal, baik dialog maupun monolog. Umumnya dituliskan di tengah, Times New Roman, 12 pt, Capital, dan Bold.
e. Beat
Beat atau irama dalam skenario film merupakan istilah yang digunakan untuk mengetahui emosi tokoh di mana nantinya akan terlihat dalam bentuk ekspresi. Beat inilah yang menjadikan dialog yang diucapkan dan laku menjadi sinkron hingga memiliki arti dan motivasi. Beat ditulis dalam tanda kurung (…), huruf kecil, letaknya di bawah posisi tokoh dialog, dan bisa juga diselipkan di antara kalimat dialog, Times New Roman, dan 12 pt.
f. Dialog
Seperti yang sudah kamu ketahui bahwa dialog berisi kata-kata yang diucapkan tokoh. Format penulisan dialog adalah Times New Roman, 12 pt, huruf kecil, posisi agak ke tengah di bawah nama Tokoh. Ada beberapa hal saat menyusun format dialog, yaitu.
·         Siapa yang berdialog.
·         Dengan siapa dia berdialog.
·         Apa latar belakang tokoh tersebut. Misalnya dimana si tokoh itu bekerja
·         Di mana terjadinya dialog tersebut.
·         Bagaimana suasana hati tokoh yang berdialog.
·         Apa tujuan dialog tersebut, apakah permohonan, ancaman, dan sebagainya.
g. Transisi
dan yang terakhir adalah transisi. transisi digunakan dalam naskah untuk memudahkan sutradara dan kameraman untuk memvisualisasikan suatu cerita. dibawah ini adalah contohnya.
  1. BCU (BIG CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang sangat dekat. Biasanya, untuk gambar-gambar kecil agar lebih jelas dan detail, seperti anting tokoh.
  2. CU (CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang cukup dekat. Biasanya, untuk menegaskan detail sesuatu seperti ekspresi tokoh yang penting, seperti senyum manis atau lirikan mata. Tokoh biasanya muncul gambar wajah saja.
  3. COMMERCIAL BREAK: Jeda iklan. Penulis skenario harus memperhitungkan jeda ini, dengan memberi kejutan atau suspense agar penonton tetap menunggu adegan berikutnya.
  4. CREDIT TITLE: Penayangan nama tim kreatif dan orang yang terlibat dalam sebuah produksi
  5. CUT BACK TO: Transisi perpindahan dalam waktu yang cepat untuk kembali ke tempat sebelumnya. Jadi, ada satu kejadian di satu tempat, lalu berpindah ke tempat lain, dan kembali ke tempat semula.
  6. CUT TO: Perpindahan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi bersamaan, tetapi di tempat yang berbeda atau kelanjutan adegan di hari yang sama.
  7. DISSOLVE TO: Perpindahan dengan gambar yang semakin lama semakin kabur sebelum berpindah ke adegan berikutnya.
  8. ESTABLISHING SHOT: Pengambilan gambar secara keseluruhan, biasa disingkat ESTABLISH saja.
  9. EXT.(EXTERIOR): Menunjukan tempat pengambilan gambar diluar ruangan
  10. FADE OUT: Perpindahan gambar dari terang ke gelap secara perlahan.
  11. FADE IN: Perpindahan gambar dari gelap ke terang secara perlahan.
  12. FLASHBACK: Ulangan atau kilas balik peristiwa. Biasanya, gambarnya dibedakan dengan gambar tayangan sekarang.
  13. FLASHES: Penggambaran sesuatu yang belum terjadi dalam waktu cepat; contohnya: orang melamun.
  14. FREEZE: Aksi pada posisi terakhir. Harus diambil adegan yang terjadi pada tokoh utama dan dapat membuat penonton penasaran sehingga membuat penonton bersedia menunggu kelanjutannya.
  15. INSERT: Sisipan adegan pendek, tetapi penting di dalam satu scene.
  16. INTERCUT: Perpindahan dengan cepat dari satu adegan ke adegan lain yang berbeda dalam satu kesatuan cerita.
  17. INT. (INTERIOR): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
  18. LS (LONG SHOT): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
  19. MAIN TITLE: Judul cerita pada sinetron atau film.
  20. MONTAGE: Beberapa gambar yang menunjukkan adegan berurutan dan mengalir. Bisa juga menunjukkan beberapa lokasi yang berbeda, tetapi merupakan satu rangkaian cerita.
  21. OS (ONLY SOUND): Suara orang yang terdengar dari tempat lain; berbeda tempat dengan tokoh yang mendengarnya.
  22. PAUSE: Jeda sejenak dalam dialog, untuk memberi intonasi ataupun nada dialog.
  23. POV (POINT OF VIEW): Sudut pandang satu atau beberapa tokoh terhadap sesuatu yang memegang peranan penting untuk tokoh yang bersangkutan.
  24. SCENE: Berarti adegan atau bagian terkecil dari sebuah cerita.
  25. SLOW MOTION: Gerakan yang lebih lambat dari biasanya. Untuk menunjukkan hal yang dramatis.
  26. SFX (SOUND EFFECT): Untuk suara yang dihasilkan di luar suara manusia dan ilustrasi musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel sekolah, dll.
  27. SPLIT SCREEN: Adegan berbeda yang muncul pada satu frame atau layar.
  28. TEASER: Adegan gebrakan di awal cerita untuk memancing rasa penasaran penonton agar terus mengikuti cerita.
  29. VO (VOICE OVER): Orang yang berbicara dalam hati. Suara yang terdengar dari pelakon namun bibir tidak bergerak


Nah teman-teman sineas muda, demikian sedikit trik untuk membuat naskah dalam perfilman. sudah banyak sineas - sineas yang membuat naskah yang berkualitas. jika mereka bisa kenapa kita tidak, karena dulu mereka juga sama seperti kita yang mengawali semua dari nol. so jangan menyerah dan selamat membuat film. dan ingat, hasil tidak akan menghianati suatu usaha.

Komentar

Postingan Populer