Contoh sinopsis dan cerita yang belum berbentuk naskah

Sebagai seorang yang bergelut dalam dunia sinematografi, saya di beri kepercayaan untuk membuat sebuah naskah cerita. Nah untuk membuat naskah kita diharuskan membuat premis cerita tersebut agar mengetahui bagaimana alur cerita dan dimana konflik berlangsung, kemudian kita rangkum cerita sedemikian rupa kemudian membuatnya menjadi naskah. Nah berikut adalah contoh premis, sinopsis, dan cerita yang akan di buat naskah..


Sinopsis

Aku adalah seorang anak yang terjebak akan masalalu, aku selalu terbayangi oleh semua kenangan yang telah berlalu, namun aku adalah seorang anak yang selalu menepati janjiku, apapun itu, karena aku adalah seorang anak dari didikan sosok yang begitu kuat, sosok yang menjadi kebahagiaanku di waktu kecil, dan sosok yang akan aku lindungi meski kini hanya tersisa kenangannya dan sebongkah pusara.

Cerita

Hujan di pagi hari membangunkanku dari tidur lelapku. Suara gemuruh yang menakutkan, angin yang bergemisik, tak ayal membuatku takut. Dulu ketika aku kecil, selalu ada sosok yang merengkuhku di kala hujan, mengusap lembut rambutku, membuatkan teh hangat untukku, bahkan menemaniku memainkan puzzle yang dulu begitu susah untuk ku selesaikan. Dan sekarang aku sendiri. Tanpa ada sosok yang merengkuhku di kala hujan, tak ada sosok yang mengusap lembut rambutku, bahkan tak ada sosok yang membuatkan teh hangat untukku. 
Hujan ini mengingatkanku akan janjiku pada seseorang, bergegas ku ganti seluruh pakaianku. Dan ku sambar jas hujan yang tersimpan apik di teras. Dan tak lupa ku bawakan payung untuknya. Namun belum dua langkah ku meninggalkan rumah, aku tersadar bahwa payung itu rusak, beberapa besi yang menyangga untuk tetap mekar telah berkarat dan rusak. 
Tanpa berpikir panjang ku taruh payung itu di teras rumahku, dan ku pacu kakiku untuk berlari ke minimarket terdekat untuk membeli sebuah payung. Kucari payung dengan motif yang bagus untuknya, agar ia senang. Setelah kudapatkannya, dengan segera ku lakukan transaksi di kasir dan bergegas menuju tempatnya. 
Deru hujan yang kian deras tak menyurutkan niatku untuk menemuinya, demi sebuah janji yang dulu pernah kuikat dengannya, untuk selalu melindunginya dari apapun, untuk membalas budinya yang dulu selalu melindungiku dari apapun. 
Aku memasuki tempat ini, untuk kesekian kalinya ku mengunjungi tempat ini, tak ada yang berubah, rumput-rumput hijau yang tumbuh liar, dibaliknya tersingkap begitu banyak pusara yang terjejer rapi. Aku menuju ke salah satu pusara yang berada di tengah taman makam ini. Ku buka payung yang ku beli tadi, dan ku letakan tepat di atas pusara itu. Pusara ibuku.
Ya inilah Ibuku, sosok yang dulu selalu merengkuhku ketika aku meringkuk takut dan kedinginan di kala hujan, sosok yang selalu mengusap rambutku sambil bersenandung kecil dan tersenyum manis, sosok yang selalu membuatkanku teh hangat yang begitu nikmat di seduh dengan aroma bunga melati, sosok yang selalu menemaniku memainkan permainan puzzle, sosok yang selalu melindungiku dari teriknya matahari, derasnya hujan, bahkan dari serangga-serangga yang menggangguku ketika aku tidur. Dan Ibuku adalah sosok yang semua kenangannya akan selalu ku lindungi meski kini telah tiada. 
Selamat hari Ibu..

Komentar

Postingan Populer